BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, kedaulatan suatu bangsa sangatlah penting untuk dihargai, dengan
kata lain, setiap negara tidak boleh mencampuri urusan kenegaraan negara lain,
dikarenakan setiap negara memiliki privasi masing – masing yang harus dijunjung
tinggi haknya atas privasi tersebut, kecuali jika memang negara tersebut dengan
sadar dan sengaja meminta bantuan dunia internasional untuk menyelesaikan suatu
masalah yang tidak bisa dihadapinya sendiri. Namun, tidak semua hal yang
terjadi di suatu negara tidak boleh dicampuri atau diintervensi oleh negara
lain, tanpa negara tersebut memintanya terlebih dahulu. Sebagai contoh, jika terjadi suatu musibah besar di suatu
negara, tidak mungkin negara lain tidak turut membantu negara yang sedang
tertimpa musibah tersebut, atau negara – negara lain menunggu negara yang
sedang tertimpa musibah tersebut meminta bantuan. Dengan demikian jelaslah
bahwa bukan hanya manusia dengan manusia saja yang perlu satu sama lain,
kehidupan kenegaraan juga memerlukan hubungan(bantuan) dari negara lain agar
negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan rakytnya.
Didalam makalah ini, saya
ingin membahas tentang kehidupan berbangsa dan bernegara suatu negara yang
memerlukan bantuan dari negara lain (dunia internasional) dalam menyelesaikan
suatu masalah yang terjadi di negaranya dikarenakan negara tersebut tidak mampu
untuk menyelesaikan masalah tersebut sendiri. Dalam makalah ini, saya ingin
mengangkat masalah pasca konflik etnis
yang terjadi antara Serbia dan Albania yang terjadi di KOSOVO yang di dalamnya
terdapat intervensi dari lembaga Persatuan Bangsa – Bangsa (PBB). Dalam
menyelesaikan masalah tersebut, PBB membuat suatu lembaga yang di beri nama
UNMIK (UNITED NATION INTERM ADMINISTRATION FOR KOSOVO), untuk membantu
mempercepat pemulihan keadaan negara tersebut pasca konflik yang terjadi di
negara tersebut.
Alasan Pemilihan Judul
PBB merupakan organisasi
penjaga perdamaian dunia yang berkewajiban untuk melakukan tindakan-tindakan
yang dianggap perlu untuk menjaga dunia tetap tertib, aman dan damai. Peranan
PBB dapat lebih jauh lagi dalam bentuk pemulihan keadaan pasca konflik atau
pasca perang yang melanda suatu negara. Hal itu dilakukan PBB melalui
organ-organ yang telah ada ataupun melalui pembentukan badan khusus yang
ditugaskan PBB untuk melakukan misi khusus di negara-negara di dunia. Salah
satu tindakan yang dilakukan PBB berkaitan dengan pemulihan keadaan adalah
pemulihan keadaan di Kosovo pasca konflik etnis. PBB menugaskan Dewan Keamanan
PBB untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu guna memulihkan keadaan di
Kosovo.
Dalam hal ini Dewan Keamanan PBB mempunyai wewenang
membentuk organ subsider dan organ khusus. Melalui kewenangannya ini Dewan
Keamanan PBB membentuk suatu organisasi yang disebut dengan UNMIK (United
Nations Interim Administration for Kosovo), yaitu badan khusus yang ditugaskan
untuk membentuk pemerintahan administrasi di Kosovo pasca lengsernya Milosevic.
UNMIK dibentuk pada tanggal 10 Juni 1999 dengan Resolusi DK No. 1244 yang
ditujukan untuk memulihkan keadaan di Kosovo pasca perang. Tugas UNMIK meliputi
pembangunan kembali sarana dan prasarana yang ada di Kosovo antara lain sarana
kesehatan, pendidikan, perbankan, keuangan, pos dan telekomunikasi, hukum, dan
ketertiban masyarakat. Pasca konflik yang terjadi di Kosovo, negara ini banyak
mengalami kehancuran di berbagai bidang. Melihat fenomena yang terjadi maka
saya tertarik untuk meneliti Peranan UNMIK dalam memulihkan keadaan di Kosovo
pasca konflik etnis.
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Perdamaian, merupakan suatu
kata yang singkat namun penuh arti dan sangat diharapkan oleh setiap individu dan
setiap negara. Bahkan, jika terjadi suatu masalah yang sangat rumit dan pelik
pun, jalan perundingan atau menyelesaikan masalah tersebut secara damai pasti
akan menjadi sebuah pilihan utama yang ditempuh oleh semua pihak yang terlibat
dalam masalah tersebut untuk menyelesaikannya.
Namun,
tidak demikian halnya dengan sebuah masalah yang terjadi/dialami oleh negara
Kosovo, yaitu sebuah negara yang menjadi korban atas konflik etnik yang terjadi
antara Serbia-Albania. Negara tersebut harus mengalami kekerasan militer akibat
ulah presiden Milosevic terhadap kekejamannya terhadap etnik Albania. Serangan
militer dari udara harus dilakukan untuk membawa Milosevic kedalam sebuah
perundingan internasional agar kekejaman Milosevic terhadap etnik Albania segera
berakhir. Akhirnya setelah terjadi agresi militer tersebut, Milosevic berhasil
ditangkap dan diadili di Mahkamah Internasional.
Disatu sisi, serangan militer tersebut dianggap berhasil
untuk menyelesaikan masalah yang telah lama berlarut – larut terjadi antara 2
etnik tersebut. Namun disisi lain, serangan militer tersebut membuat suatu
masalah baru yang sangat besar dan tidak kalah rumitnya dengan masalah
sebelumnya. Masalah baru yang timbul akibat agresi militer yang dilakukan
adalah hancurnya infrastruktur di negara tersebut dan juga banyaknya korban
jiwa atas agresi militer tersebut.
Sangat sulit bagi negara Kosovo untuk segera bangkit dan
keluar dari keterpurukan tersebut, hal itu disebabkan oleh hampir semua
infrastruktur dinegara tersebut rata dengan tanah akibat agresi militer yang
dilakukan, termasuk sektor – sektor penting seperti rumah sakit, sekolah,
bahkan BUMN negara. Ditambah lagi keadaan psikologi masyarakat yang pasti
terguncang(trauma) atas insiden yang baru saja mereka alami. Dengan demikian
sangatlah sulit bagi Kosovo untuk segera membenahi diri dan segera keluar dari
keadaan tersebut tanpa adanya intervensi dari pihak internasional untuk
membantunya.
Hal tersebutlah yang membuat PBB (persatuan bangsa –
bangsa), selaku organisasi dunia yang bertugas menjaga stabilitas dunia
internasional tergerak untuk membantu pemulihan negara Kosovo sesegera mungkin.
Akhirnya pada tanggal 10 juni 1999, PBB melalui Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
suatu resolusi (keputusan) No 1244 yang berisi tentang pembentukan suatu
organisasi untuk membantu pemulihan negara Kosovo pasca lengsernya Milosevic
yang di beri nama UNMIK (United Nations Interim Administration for Kosovo).
Tujuan utama PBB membentuk UNMIK adalah agar masalah –
masalah kenegaraan yang dialami negara Kosovo pasca agresi militer dapat segera
terselesaikan dan kelangsungan kehidupan kenegaraan negara tersebut berlangsung
normal seperti sedia kala, pusat atau perhatian utama yang menjadi prioritas
bagi UNMIK untuk membantu bangkitnya perekonomian Kosovo adalah sektor
pertanian, sektor industri, dan sektor perdagangan. Hal ini dikarenakan ketiga
sektor tersebutlah yang menjadi pondasi utama negara Kosovo. Dengan kembali
aktifnya ketiga sektor vital tersebut, diharapkan dapat mempercepat pemulihan perekonomian
negara tersebut, yang pada saat itu mengalami pertumbuhan ekonomi -15%.
2. STUDY KASUS(PERUMUSAN MASALAH)
Untuk membahas masalah yang terjadi di Kosovo yang
melibatkan UNMIK tersebut secara lebih mendalam lagi, saya membuat pertanyaan
study kasus yaitu : Apa dan bagaimana sajakah peranan UNMIK dalam pemulihan
keadaan di Kosovo pasca jatuhnya Milosevic ?
3. Konsep
Konsep – konsep yang saya
pakai untuk menganalisa situassi yang terjadi di Kosovo saat itu terdiri dari
beberapa konsep, yaitu :
1.
Konsep kepentingan bangsa
Morgenthau
menyatakan kepentingan bangsa setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu
apa saja yang membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara terhadap
negara lain. Hubungan kekuasaan atau
pengendalian ini bias diciptakan melalui teknik – teknik paksaan maupun
kerjasama. Demikianlah, Morgenthau
membangun konsep abstrak dan yang artinya tidak mudah untuk didefinisikan,
yaitu kekuasaan dan kepentingan yang dianggapnya sebagai sarana dan sekaligus
sebagai tujuan dari tindakan politik
internasional.
Arti
minimum yang inheren didalam konsep kepentingan nasional adalah kelangsungan
hidup(survival). Tetapi kelangsungan hidup siapa? Dalam pandangan Morgenthau,
kemampuan tatu tujuan minimum setiap negara adalah melindungi identitas fisik, politik dan
kulturnya dari gangguan negara-bangsa lain.
2.
Konsep Konflik
“Teori konflik atau analisis konflik” meliputi
banyak aliran dan pendekatan yang mana sebagian besarnya di dorongkan oleh
usaha manusia untuk mencari keamanan. Aliran dan pendetan ini juga meliputi
keinginan memperbaiki perjalanan tingahlaku posisi luar serta keinginan untuk
mencari pemahaman yang sebenarnya.
Dalam situasi perdebatan,
setiap alas an dari peserta bukan saja mengenai kemungkinan tindak balas pihak
lawannya tetapi juga sebagai percobaan untuk meyakinkan alas annya bagi
mendapatkan persetujuan. Biasanya situasi seperti ini berlaku di dalam politik
antar bangsa seperti perdebatan antar PBB.
3.
Konsep Perundingan
Diplomasi
dimaksudkan sebagai alat penghubung antar Negara. Diplomasi adalah hasil dari beberapa
perwujudan beberapa unit politik yang saling bertentangan. Dengan kata lain,
diplomasi adalah alat yang ditempuh oleh negara – negara yang sedang mengalami
pertentangan terhadap suatu masalah untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut
dengan cara damai(menghindari perang).
Teori
ini adalah satu penggunaan t eori permainan terhadap perundingan antar bangasa
atau juga sebagai ancaman, halangan, dan analisis mengenai janji – janji dalam
“strategi permainan yang mempunyai motif
bercampur” teori ini di analisis dalam dua peringkat yaitu, pertama,
mengenai komunikasi dan ke dua mengenai pembentkan teori tawar-menawar
Diantara
prosedur yang dicanangkan utuk mencapai suatu tawar menawar yang adil yang
harus ditrima kedua belah pihak adalah berbentuk model matmatika yag di
kenalkan oleh J.F.nash (politik antar bangsa 1991)
Analisi
tawar menawar yang paling dikenal ialah analisis yang di kemukakan oleh Thomas
C.Scheling yang dijadikan asas sebagai sumbangan utama terhadap tawar menawar
antar bangsa, Scheling menganalisis hubungan halangan dan ancaman yang
melibatkan antara tingkahlaku negara dengan masyarakat umum serta
perkumpulanya, terutama dengan perasaan
benci terhadap perkumpulan masyarakat
tersebut. Kedua belah pihak antara pengancam dan yang di ancam mengambil
keuntungan untuk kep entinganya.
Yang
terpenting adalah usaha untuk mencari penyelesaian yang dapat diterima
keduabelah pihak. Dengan kata lain, penyesuaian terhadap masalah yang sedang
dirundingkan hendaklah memudahkan semua pihak yang melakukan
perundingan.Misalnya fleksibiliti diperbaiki apabila pihak lain yang di tekan
untuk membuat keputusan yang berbeda dari pada untuk berpihak balik kepada
keputusan yang sebelumnya yang tetap sulit atau tetap merugikan bagi semua
pihak dalam perundingan. Oleh karena itu, untuk menjadikan pelaksanaanya
menjadi lebih mudah, setiap permintaan sepatutnya lebih berbentuk khusus dari
pada hanya berbentuk permainan yang umum.
4.
Konsep Perang
Suatu masalah yang terjadi
antara dua negara atau lebih yang tidak dapat ditempuh penyelesaiannya dengan
cara diplomasi, pasti akan menyebabkan negara – negara tersebut berada dalam
konflik yang berkepanjangan, yang akhirnya adalah perang sebagai puncaknya.
Konsep perang didefinisikan sebagai suatu alat atau cara negara mendapatkan
suatu kepentingan nasionalnya dari negara lain dengan cara kekerasan dan
menggunakan kekuatan militer negaranya, konsep ini juga mengemukakan bahwa
perang terjadi bukan semata – mata hanya karena adanya suatu masalah saja,
tetapi juga karena pada dasarnya setipa negara ingin mengejar kekusaan
sebagaimana sifat atau konsep kekuasaan itu ada dalam setiap diri masing –
masing individu.
5.
Konsep Organisasi Internasional
Suatu konsep yang
mengutamakan kepentingan negara – negara yang menjadi anggotanya. Konsep
organisasi internasional ini dibagi menjadi dua golongan besar yaitu organisasi
internasional yang bersifat social (PBB) dan organisasi internasional yang
bersifat mencari keuntungan(MNC). Dalam organisasi yang bersifat sosial,
kepentingan suatu negara yang menjadi anggotanya adalah yang paling dominan,
organisasi ini juga memiliki menjaga, memelihara serta menciptakan hubungan
antar bangsa yang harmonis. Sedangkan pada organisasi yang bersifat mencari
keuntungan, seperti perusahaan – perusahaan yang sifatnya sudah mencapai
tahapan tingkat dunia, tujuan utamanya hanyalah mencari keuntungan yang sebesar
- besarnya bagi perusahaannya, sekalipun
memiliki sifat social seperti contohnya memberikan beasiswa bagi anak – anak kurang
mampu, hal itu dilakukan hanya untuk menarik perhatian masyarakat dan
pemerintah saja, dan kembali lagi dia mengambil keuntungan dari hal tersebut.
4. Analisa Konsep
Saya
menggunakan lima konsep dalam menguak masalah yang terjadi di Kosovo yang saya
akan jabarkan setelah ini, dikarenakan memang kelima konsep tersebut menurut
saya didalam masalah ini diperlukan untuk melakukan pendekatan, contohnya :
·
Konsep kepentingan bangsa à dalam masalah
Kosovo, pemicu pertikaian etnik tersebut adalah separatisme yang dilakukan oleh
Milosevic terhadap etnik Albania. Hal ini tentu saja menunjukkan konsep yang
saya jabarkan diatas terdapat dalam masalah yang saya jabarkan dalam masalah
ini
·
Konsep Konflik à Perang yang terjadi di
Kosovo tentu saja merupakan puncak dari rentetan konflik yang telah terjdi
sekian tahun lamanya yang terjadi antara dua etnik negara ini
·
Konsep Perundinganà Pada masalah yang
terjadi di Kosovo, perundingan sebelumnya telah dilakukan dengan menghadirkan
UNCHR sebagai pihak yang memediasi, sudah pasti konsep ini perlu saya pakai
untuk perumusan masalah ini
·
Konsep Perang à dalam pertikaian etnik
tersebut, semua rentetan konflik intern yang telah lama terjadi, perundingan yang
gagal dan kepentingan etnik Serbia yang selalu didahulukan, memimicu sebuah
jalan akhir yang harus ditempuh, yaitu perang
·
Konsep Organisasi Internasionalà Terlibatnya
Organisasi Dunia seperti UNMIK dan UNCHR dalam pertikaian yang terjadi di
Kosovo, menandakan konsep ini juga diperlukan untuk membantu menjelaskan
masalah ini secara lebih jelas
Dengan
penjabaran serta contoh yang saya berikan tentang penggunaan – penggunaan
konsep – konsep dalam makalah ini, tentu saja sudah dapat memberikan sedikit
masalah yang begitu rumitnya yang terjadi di Kosovo. Serta bagaimana pentingnya
peranan – peranan Organisasi Internassional bentukan PBB berfungsi sesuai
tujuan pembentukannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. POKOK MASALAH
Konflik yang terjadi di
suatu negara merupakan sesuatu yang tentu saja tidak diinginkan oleh negara
manapun. Kosovo, merupakan suatu negara yang menjadi korban dari pertikaian
yang terjdi antara dua kelompok etnik negara yang berbeda prinsip dan tujuan
hidup. Namun pada dasarnya, masalah yang menimpa negara kosovo bukanlah suatu
masalah yang murni disebabkan oleh dua kelompok etnik tersebut, melainkan ulah
dari presiden Milosevic yang telah sekian tahun menindas dan berlaku tidak adil
terhadap etnik Albania.
Dalam hal ini, pasca pertikaian yang terjadi antara etnik
Albania-Serbia, negara Kosovo menjadi negara yang sangat terpuruk di segala
segi kehidupan kenegaraannya, terutama di sektor ekonomi yang mengalami
penurunan ekonomi hingga -15%. Dengan demikian, perlu adanya perbaikan yang
sesegera mungkin dilakukan untuk membantu negara tersebut. Inilah yang
menjadikan PBB sebagai lembaga organisasi dunia untuk mengambil tindakan dalam
pemulihan keadaan negara tersebut.
Langkah PBB untuk membantu pemulihan negara Kosovo adalah
dengan jalan membentuk suatu organisasi independen yang bertugas untuk
memperbaiki segala sektor vital penunjang kelangsungan kehidupan negara Kosovo
sebagai negara yang mandiri (merdeka).
B. PROSES PEMULIHAN KEADAAN DI KOSOVO
Berdasarkan
agenda perdamaian yang dikemukakan oleh Boutros Boutros Ghali, penyelesaian
konflik yang terjadi di seluruh dunia sedapat mungkin diselesaikan dengan
konsep peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding.Kosovo pasca jatuhnya
Milosevic merupakan daerah konflik yang memerlukan peacemaking, peacekeeping,
dan peacebuilding. Untuk melaksanakan ketiga aspek tersebut, PBB melalui UNMIK
ikut memulihkan keadaan di Kosovo pasca konflik.
Dalam
rangkaian pelaksanaan tugasnya untuk memulihkan keadaan di Kosovo, UNMIK telah
melaksanakan aspek peacemaking dan peacekeeping, dan sekarang sedang
menjalankan peacebuilding.Setelah UNMIK melaksanakan operasi peacemaking dan
peacekeeping maka operasi dilanjutkan dengan operasi peacebuilding. Tahap
peacebuilding ini merupakan tahap yang paling diinginkan oleh masyarakat Kosovo,
karena dalam tahap ini UNMIK melakukan pembangunan kembali daerah Kosovo yang
telah lama mengalami konflik etnis, sehingga masyarakat dapat kembali merasakan
kehidupan normal seperti sebelum terjadinya konflik. Sekarang ini operasi UNMIK
telah mencapai tahap post-conflict peacebuilding.
Saya
menggunakan teori peacebuilding karena dalam menjalankan misinya UNMIK telah
sampai pada tahap ini.Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan UNMIK,
pertama-tama adalah membangun kembali sarana kesehatan dan pendidikan yang
rusak pada saat konflik. Selain itu secara bertahap, UNMIK juga mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan modal usaha melalui pinjaman lunak. Pembangunan kembali di bidang
ekonomi menjadi prioritas utama UNMIK, karena pembangunan di bidang ini dapat
membantu pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Langkah-langkah
tersebut yang pertama ditempuh UNMIK, karena untuk melaksanakan
pembangunan kembali di Kosovo dibutuhkan masyarakat yang secara fisik sehat.
Untuk membantu pemulihan kesehatan masyarakat dibutuhkan sarana kesehatan,
seperti Rumah Sakit. Selama konflik, masyarakat Kosovo banyak yang mengalami
gangguan kesehatan bahkan ada yang cacat karena terkena tembakan, tetapi tidak
dapat berobat karena selain takut akan ancaman keselamatan, juga karena rumah
sakit untuk berobat telah hancur karena konflik bersenjata. Selain pemulihan
kesehatan, pada waktu konflik sarana pendidikan juga banyak yang tidak dapat
berfungsi seperti semula, padahal pendidikan merupakan aspek yang sangat
penting untuk pembangunan sebuah bangsa. Oleh karena itu bidang kedua yang
mendapat perhatian UNMIK adalah pembangunan sarana pendidikan.
I.
Peace
Making (membuat suasana damai)
Peacemaking, merupakan tindakan penegakan
kembali perdamaian pasca konflik yang meliputi pembentukan perdamaian dengan
cara penyelesaian sengketa dengan cara damai melalui konsiliasi, mediasi,
arbitrase, dan lain-lain. Di dalam peacemaking ini pihak-pihak yang bersengketa
dipertemukan guna mendapat penyelesaian dengan cara damai. Hal ini dilakukan
dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai penengah, akan tetapi pihak ketiga
tersebut tidak mempunyai hak untuk menentukan keputusan yang diambil. Pihak
ketiga tersebut hanya menengahi apabila terjadi suasana yang memanas antara
pihak bertikai yang sedang berunding. Dalam kasus antara etnis Albania dengan
etnis. Serbia pernah dipertemukan dengan kehadiran pihak ketiga yaitu UNHCR
guna membicarakan kemungkinan perdamaian antara pihak yang bertikai.
II.
Peace
Keeping (menjaga perdamaian
Peacekeeping merupakan tindakan penjagaan
perdamaian agar tidak pecah kembali perang terbuka antara pihak yang bertikai
dengan cara penempatan tentara untuk menjaga perdamaian di daerah-daerah
konflik guna melakukan gencatan senjata dan melindungi penduduk sipil agar
tidak menjadi korban perang.Gencatan senjata yang dilakukan oleh para pihak
yang sedang terlibat konflik perlu dijaga dan diawasi agar tidak kembali
terjadi perang terbuka. Dalam kaitan ini biasanya peacekeeping dilakukan dengan
menggunakan pasukan perdamaian yang berasal dari beberapa negara di bawah
pimpinan PBB.
III.
Peace
Building (pembangunan kembali)
Peacebuilding
merupakan tindakan pembangunan kembali daerah-daerah yang mengalami kehancuran
akibat terjadinya konflik. Untuk mempercepat peacebuilding dilakukan
identifikasi struktur-struktur lokal yang dapat digunakan untuk memperkuat dan
mempersolid perdamaian untuk menghindari agar tidak terjadi suatu konflik.
Selanjutnya struktur lokal tersebut dengan diperkuat oleh bantuan yang
diberikan oleh PBB dipergunakan untuk membangun kembali bidang-bidang kehidupan
yang telah mengalami gangguan akibat terjadinya konflik.
Peacebuilding
merupakan fase pemulihan pasca konflik. Hal-hal yang dilakukan pada fase
peacebuilding ini meliputi pemulihan kembali perekonomian, pembangunan kembali
sarana pendidikan, kesehatan, jalan, dan sarana-sarana lain yang rusak akibat
perang. Contoh langkah-langkah yang telah ditempuh oleh UNMIK di Kosovo dalam
upaya pemulihan keadaan di Kosovo pasca Milosevic.
Bab III
Kesimpulan
Masalah yang terjadi di Kosovo
adalah puncak dari kekesalan atau kekecewaan etnik Albania terhadap sikap
separatisme dan penindasan yang dilakukan oleh Milosevic terhadap etnik mereka.
Pemicu lain adalah timbulnya rassa ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan saat itu, hal ini sesuai denga teori overload demand dalam ilmu
politik. Teori tersebut menyatakan “ Apabila suatu pemerintahan tidak bisa
memproses input menjadi output yang baik, maka output tersebut akan mengalami
feedback mechanism, dan apabila proses tersebut terus – menerus berlangsung
maka sistem politik tersebut krisis dan pada puncaknya massyarakat akan
menuntut terjadinya reformasi(pembaharuan) di segala lini pemerintahan agar
tuntutan atau permintaan mereka dapat terpenuhi dengan kebijakan yang sesuai.
Peranan PBB melalui UNMIK juga tidak
kalah pentingnya bagi negara Kosovo, karena proses pemulihan negara tersebut
tidak terlepass dari peran serta dan tindakan – tindakan UNMIK dalam membantu
pemulihan keadaan di negara tersebut passca konflik etnik Serbia-Albania. Hal –
hal yang dilakukan UNMIK dalam membantu proses pemulihan keadaan di Kosovo
adalah dengan menerapkan tiga tahapan rencana pembangunan yang dirumuskan oleh
UNMIK, yaitu peace making(menciptakan perdamaian)àpeace keeping (menjaga perdamaian yang
telah tercipta)àdan
Peace building (pembangunan kembali daerah – daerah serta sektor – sektor
kenegaraan setelah keadaan damai yang kondusif tercipta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar