Minggu, 26 Februari 2012

KEBERHASILAN UNMIK DALAM PEMULIHAN NEGARA KOSOVO PASCA KONFLIK ETNIS SERBIA - ALBANIA




BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kedaulatan suatu bangsa sangatlah penting untuk dihargai, dengan kata lain, setiap negara tidak boleh mencampuri urusan kenegaraan negara lain, dikarenakan setiap negara memiliki privasi masing – masing yang harus dijunjung tinggi haknya atas privasi tersebut, kecuali jika memang negara tersebut dengan sadar dan sengaja meminta bantuan dunia internasional untuk menyelesaikan suatu masalah yang tidak bisa dihadapinya sendiri. Namun, tidak semua hal yang terjadi di suatu negara tidak boleh dicampuri atau diintervensi oleh negara lain, tanpa negara tersebut memintanya terlebih dahulu. Sebagai contoh,  jika terjadi suatu musibah besar di suatu negara, tidak mungkin negara lain tidak turut membantu negara yang sedang tertimpa musibah tersebut, atau negara – negara lain menunggu negara yang sedang tertimpa musibah tersebut meminta bantuan. Dengan demikian jelaslah bahwa bukan hanya manusia dengan manusia saja yang perlu satu sama lain, kehidupan kenegaraan juga memerlukan hubungan(bantuan) dari negara lain agar negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan rakytnya.
Didalam makalah ini, saya ingin membahas tentang kehidupan berbangsa dan bernegara suatu negara yang memerlukan bantuan dari negara lain (dunia internasional) dalam menyelesaikan suatu masalah yang terjadi di negaranya dikarenakan negara tersebut tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut sendiri. Dalam makalah ini, saya ingin mengangkat  masalah pasca konflik etnis yang terjadi antara Serbia dan Albania yang terjadi di KOSOVO yang di dalamnya terdapat intervensi dari lembaga Persatuan Bangsa – Bangsa (PBB). Dalam menyelesaikan masalah tersebut, PBB membuat suatu lembaga yang di beri nama UNMIK (UNITED NATION INTERM ADMINISTRATION FOR KOSOVO), untuk membantu mempercepat pemulihan keadaan negara tersebut pasca konflik yang terjadi di negara tersebut.

 Alasan Pemilihan Judul
PBB merupakan organisasi penjaga perdamaian dunia yang berkewajiban untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk menjaga dunia tetap tertib, aman dan damai. Peranan PBB dapat lebih jauh lagi dalam bentuk pemulihan keadaan pasca konflik atau pasca perang yang melanda suatu negara. Hal itu dilakukan PBB melalui organ-organ yang telah ada ataupun melalui pembentukan badan khusus yang ditugaskan PBB untuk melakukan misi khusus di negara-negara di dunia. Salah satu tindakan yang dilakukan PBB berkaitan dengan pemulihan keadaan adalah pemulihan keadaan di Kosovo pasca konflik etnis. PBB menugaskan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu guna memulihkan keadaan di Kosovo.

          Dalam hal ini Dewan Keamanan PBB mempunyai wewenang membentuk organ subsider dan organ khusus. Melalui kewenangannya ini Dewan Keamanan PBB membentuk suatu organisasi yang disebut dengan UNMIK (United Nations Interim Administration for Kosovo), yaitu badan khusus yang ditugaskan untuk membentuk pemerintahan administrasi di Kosovo pasca lengsernya Milosevic. UNMIK dibentuk pada tanggal 10 Juni 1999 dengan Resolusi DK No. 1244 yang ditujukan untuk memulihkan keadaan di Kosovo pasca perang. Tugas UNMIK meliputi pembangunan kembali sarana dan prasarana yang ada di Kosovo antara lain sarana kesehatan, pendidikan, perbankan, keuangan, pos dan telekomunikasi, hukum, dan ketertiban masyarakat. Pasca konflik yang terjadi di Kosovo, negara ini banyak mengalami kehancuran di berbagai bidang. Melihat fenomena yang terjadi maka saya tertarik untuk meneliti Peranan UNMIK dalam memulihkan keadaan di Kosovo pasca konflik etnis.




1.  LATAR BELAKANG MASALAH
        Perdamaian, merupakan suatu kata yang singkat namun penuh arti dan sangat diharapkan oleh setiap individu dan setiap negara. Bahkan, jika terjadi suatu masalah yang sangat rumit dan pelik pun, jalan perundingan atau menyelesaikan masalah tersebut secara damai pasti akan menjadi sebuah pilihan utama yang ditempuh oleh semua pihak yang terlibat dalam masalah tersebut untuk menyelesaikannya.
            Namun, tidak demikian halnya dengan sebuah masalah yang terjadi/dialami oleh negara Kosovo, yaitu sebuah negara yang menjadi korban atas konflik etnik yang terjadi antara Serbia-Albania. Negara tersebut harus mengalami kekerasan militer akibat ulah presiden Milosevic terhadap kekejamannya terhadap etnik Albania. Serangan militer dari udara harus dilakukan untuk membawa Milosevic kedalam sebuah perundingan internasional agar kekejaman Milosevic terhadap etnik Albania segera berakhir. Akhirnya setelah terjadi agresi militer tersebut, Milosevic berhasil ditangkap dan diadili di Mahkamah Internasional.
            Disatu sisi, serangan militer tersebut dianggap berhasil untuk menyelesaikan masalah yang telah lama berlarut – larut terjadi antara 2 etnik tersebut. Namun disisi lain, serangan militer tersebut membuat suatu masalah baru yang sangat besar dan tidak kalah rumitnya dengan masalah sebelumnya. Masalah baru yang timbul akibat agresi militer yang dilakukan adalah hancurnya infrastruktur di negara tersebut dan juga banyaknya korban jiwa atas agresi militer tersebut.
            Sangat sulit bagi negara Kosovo untuk segera bangkit dan keluar dari keterpurukan tersebut, hal itu disebabkan oleh hampir semua infrastruktur dinegara tersebut rata dengan tanah akibat agresi militer yang dilakukan, termasuk sektor – sektor penting seperti rumah sakit, sekolah, bahkan BUMN negara. Ditambah lagi keadaan psikologi masyarakat yang pasti terguncang(trauma) atas insiden yang baru saja mereka alami. Dengan demikian sangatlah sulit bagi Kosovo untuk segera membenahi diri dan segera keluar dari keadaan tersebut tanpa adanya intervensi dari pihak internasional untuk membantunya.
            Hal tersebutlah yang membuat PBB (persatuan bangsa – bangsa), selaku organisasi dunia yang bertugas menjaga stabilitas dunia internasional tergerak untuk membantu pemulihan negara Kosovo sesegera mungkin. Akhirnya pada tanggal 10 juni 1999, PBB melalui Dewan Keamanan PBB mengeluarkan suatu resolusi (keputusan) No 1244 yang berisi tentang pembentukan suatu organisasi untuk membantu pemulihan negara Kosovo pasca lengsernya Milosevic yang di beri nama UNMIK (United Nations Interim Administration for Kosovo).
            Tujuan utama PBB membentuk UNMIK adalah agar masalah – masalah kenegaraan yang dialami negara Kosovo pasca agresi militer dapat segera terselesaikan dan kelangsungan kehidupan kenegaraan negara tersebut berlangsung normal seperti sedia kala, pusat atau perhatian utama yang menjadi prioritas bagi UNMIK untuk membantu bangkitnya perekonomian Kosovo adalah sektor pertanian, sektor industri, dan sektor perdagangan. Hal ini dikarenakan ketiga sektor tersebutlah yang menjadi pondasi utama negara Kosovo. Dengan kembali aktifnya ketiga sektor vital tersebut, diharapkan dapat mempercepat pemulihan perekonomian negara tersebut, yang pada saat itu mengalami pertumbuhan ekonomi -15%.

2.  STUDY KASUS(PERUMUSAN MASALAH)
            Untuk membahas masalah yang terjadi di Kosovo yang melibatkan UNMIK tersebut secara lebih mendalam lagi, saya membuat pertanyaan study kasus yaitu : Apa dan bagaimana sajakah peranan UNMIK dalam pemulihan keadaan di Kosovo pasca jatuhnya Milosevic ?

3.  Konsep
Konsep – konsep yang saya pakai untuk menganalisa situassi yang terjadi di Kosovo saat itu terdiri dari beberapa konsep, yaitu :
1.    Konsep kepentingan bangsa
Morgenthau menyatakan kepentingan bangsa setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara terhadap negara lain.  Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini bias diciptakan melalui teknik – teknik paksaan maupun kerjasama.  Demikianlah, Morgenthau membangun konsep abstrak dan yang artinya tidak mudah untuk didefinisikan, yaitu kekuasaan dan kepentingan yang dianggapnya sebagai sarana dan sekaligus sebagai  tujuan dari tindakan politik internasional.
Arti minimum yang inheren didalam konsep kepentingan nasional adalah kelangsungan hidup(survival). Tetapi kelangsungan hidup siapa? Dalam pandangan Morgenthau, kemampuan tatu tujuan minimum setiap negara adalah  melindungi identitas fisik, politik dan kulturnya dari gangguan negara-bangsa lain.


2.    Konsep Konflik
“Teori  konflik atau analisis konflik” meliputi banyak aliran dan pendekatan yang mana sebagian besarnya di dorongkan oleh usaha manusia untuk mencari keamanan. Aliran dan pendetan ini juga meliputi keinginan memperbaiki perjalanan tingahlaku posisi luar serta keinginan untuk mencari pemahaman yang sebenarnya.
Dalam situasi perdebatan, setiap alas an dari peserta bukan saja mengenai kemungkinan tindak balas pihak lawannya tetapi juga sebagai percobaan untuk meyakinkan alas annya bagi mendapatkan persetujuan. Biasanya situasi seperti ini berlaku di dalam politik antar bangsa seperti perdebatan antar PBB.

3.    Konsep Perundingan
Diplomasi dimaksudkan sebagai alat penghubung antar Negara.  Diplomasi adalah hasil dari beberapa perwujudan beberapa unit politik yang saling bertentangan. Dengan kata lain, diplomasi adalah alat yang ditempuh oleh negara – negara yang sedang mengalami pertentangan terhadap suatu masalah untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan cara damai(menghindari perang).
Teori ini adalah satu penggunaan t eori permainan terhadap perundingan antar bangasa atau juga sebagai ancaman, halangan, dan analisis mengenai janji – janji dalam “strategi permainan yang mempunyai motif  bercampur” teori ini di analisis dalam dua peringkat yaitu, pertama, mengenai komunikasi dan ke dua mengenai pembentkan teori tawar-menawar
Diantara prosedur yang dicanangkan utuk mencapai suatu tawar menawar yang adil yang harus ditrima kedua belah pihak adalah berbentuk model matmatika yag di kenalkan oleh J.F.nash (politik antar bangsa 1991)
Analisi tawar menawar yang paling dikenal ialah analisis yang di kemukakan oleh Thomas C.Scheling yang dijadikan asas sebagai sumbangan utama terhadap tawar menawar antar bangsa, Scheling menganalisis hubungan halangan dan ancaman yang melibatkan antara tingkahlaku negara dengan masyarakat umum serta perkumpulanya,  terutama dengan perasaan benci  terhadap perkumpulan masyarakat tersebut. Kedua belah pihak antara pengancam dan yang di ancam mengambil keuntungan untuk  kep entinganya.
Yang terpenting adalah usaha untuk mencari penyelesaian yang dapat diterima keduabelah pihak. Dengan kata lain, penyesuaian terhadap masalah yang sedang dirundingkan hendaklah memudahkan semua pihak yang melakukan perundingan.Misalnya fleksibiliti diperbaiki apabila pihak lain yang di tekan untuk membuat keputusan yang berbeda dari pada untuk berpihak balik kepada keputusan yang sebelumnya yang tetap sulit atau tetap merugikan bagi semua pihak dalam perundingan. Oleh karena itu, untuk menjadikan pelaksanaanya menjadi lebih mudah, setiap permintaan sepatutnya lebih berbentuk khusus dari pada hanya berbentuk permainan yang umum.
4.    Konsep Perang
Suatu masalah yang terjadi antara dua negara atau lebih yang tidak dapat ditempuh penyelesaiannya dengan cara diplomasi, pasti akan menyebabkan negara – negara tersebut berada dalam konflik yang berkepanjangan, yang akhirnya adalah perang sebagai puncaknya. Konsep perang didefinisikan sebagai suatu alat atau cara negara mendapatkan suatu kepentingan nasionalnya dari negara lain dengan cara kekerasan dan menggunakan kekuatan militer negaranya, konsep ini juga mengemukakan bahwa perang terjadi bukan semata – mata hanya karena adanya suatu masalah saja, tetapi juga karena pada dasarnya setipa negara ingin mengejar kekusaan sebagaimana sifat atau konsep kekuasaan itu ada dalam setiap diri masing – masing individu.
5.    Konsep Organisasi Internasional
Suatu konsep yang mengutamakan kepentingan negara – negara yang menjadi anggotanya. Konsep organisasi internasional ini dibagi menjadi dua golongan besar yaitu organisasi internasional yang bersifat social (PBB) dan organisasi internasional yang bersifat mencari keuntungan(MNC). Dalam organisasi yang bersifat sosial, kepentingan suatu negara yang menjadi anggotanya adalah yang paling dominan, organisasi ini juga memiliki menjaga, memelihara serta menciptakan hubungan antar bangsa yang harmonis. Sedangkan pada organisasi yang bersifat mencari keuntungan, seperti perusahaan – perusahaan yang sifatnya sudah mencapai tahapan tingkat dunia, tujuan utamanya hanyalah mencari keuntungan yang sebesar -  besarnya bagi perusahaannya, sekalipun memiliki sifat social seperti contohnya memberikan beasiswa bagi anak – anak kurang mampu, hal itu dilakukan hanya untuk menarik perhatian masyarakat dan pemerintah saja, dan kembali lagi dia mengambil keuntungan dari hal tersebut.




4.   Analisa Konsep
Saya menggunakan lima konsep dalam menguak masalah yang terjadi di Kosovo yang saya akan jabarkan setelah ini, dikarenakan memang kelima konsep tersebut menurut saya didalam masalah ini diperlukan untuk melakukan pendekatan,   contohnya :
·         Konsep kepentingan bangsa à dalam masalah Kosovo, pemicu pertikaian etnik tersebut adalah separatisme yang dilakukan oleh Milosevic terhadap etnik Albania. Hal ini tentu saja menunjukkan konsep yang saya jabarkan diatas terdapat dalam masalah yang saya jabarkan dalam masalah ini
·         Konsep Konflik à Perang yang terjadi di Kosovo tentu saja merupakan puncak dari rentetan konflik yang telah terjdi sekian tahun lamanya yang terjadi antara dua etnik negara ini
·         Konsep Perundinganà Pada masalah yang terjadi di Kosovo, perundingan sebelumnya telah dilakukan dengan menghadirkan UNCHR sebagai pihak yang memediasi, sudah pasti konsep ini perlu saya pakai untuk perumusan masalah ini
·         Konsep Perang à dalam pertikaian etnik tersebut, semua rentetan konflik intern yang telah lama terjadi, perundingan yang gagal dan kepentingan etnik Serbia yang selalu didahulukan, memimicu sebuah jalan akhir yang harus ditempuh, yaitu perang
·         Konsep Organisasi Internasionalà Terlibatnya Organisasi Dunia seperti UNMIK dan UNCHR dalam pertikaian yang terjadi di Kosovo, menandakan konsep ini juga diperlukan untuk membantu menjelaskan masalah ini secara lebih jelas
Dengan penjabaran serta contoh yang saya berikan tentang penggunaan – penggunaan konsep – konsep dalam makalah ini, tentu saja sudah dapat memberikan sedikit masalah yang begitu rumitnya yang terjadi di Kosovo. Serta bagaimana pentingnya peranan – peranan Organisasi Internassional bentukan PBB berfungsi sesuai tujuan pembentukannya.





BAB II
PEMBAHASAN
A. POKOK MASALAH
        Konflik yang terjadi di suatu negara merupakan sesuatu yang tentu saja tidak diinginkan oleh negara manapun. Kosovo, merupakan suatu negara yang menjadi korban dari pertikaian yang terjdi antara dua kelompok etnik negara yang berbeda prinsip dan tujuan hidup. Namun pada dasarnya, masalah yang menimpa negara kosovo bukanlah suatu masalah yang murni disebabkan oleh dua kelompok etnik tersebut, melainkan ulah dari presiden Milosevic yang telah sekian tahun menindas dan berlaku tidak adil terhadap etnik Albania.
            Dalam hal ini, pasca pertikaian yang terjadi antara etnik Albania-Serbia, negara Kosovo menjadi negara yang sangat terpuruk di segala segi kehidupan kenegaraannya, terutama di sektor ekonomi yang mengalami penurunan ekonomi hingga -15%. Dengan demikian, perlu adanya perbaikan yang sesegera mungkin dilakukan untuk membantu negara tersebut. Inilah yang menjadikan PBB sebagai lembaga organisasi dunia untuk mengambil tindakan dalam pemulihan keadaan negara tersebut.
            Langkah PBB untuk membantu pemulihan negara Kosovo adalah dengan jalan membentuk suatu organisasi independen yang bertugas untuk memperbaiki segala sektor vital penunjang kelangsungan kehidupan negara Kosovo sebagai negara yang mandiri (merdeka).








B. PROSES PEMULIHAN KEADAAN DI KOSOVO
Berdasarkan agenda perdamaian yang dikemukakan oleh Boutros Boutros Ghali, penyelesaian konflik yang terjadi di seluruh dunia sedapat mungkin diselesaikan dengan konsep peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding.Kosovo pasca jatuhnya Milosevic merupakan daerah konflik yang memerlukan peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding. Untuk melaksanakan ketiga aspek tersebut, PBB melalui UNMIK ikut memulihkan keadaan di Kosovo pasca konflik.
Dalam rangkaian pelaksanaan tugasnya untuk memulihkan keadaan di Kosovo, UNMIK telah melaksanakan aspek peacemaking dan peacekeeping, dan sekarang sedang menjalankan peacebuilding.Setelah UNMIK melaksanakan operasi peacemaking dan peacekeeping maka operasi dilanjutkan dengan operasi peacebuilding. Tahap peacebuilding ini merupakan tahap yang paling diinginkan oleh masyarakat Kosovo, karena dalam tahap ini UNMIK melakukan pembangunan kembali daerah Kosovo yang telah lama mengalami konflik etnis, sehingga masyarakat dapat kembali merasakan kehidupan normal seperti sebelum terjadinya konflik. Sekarang ini operasi UNMIK telah mencapai tahap post-conflict peacebuilding.
Saya menggunakan teori peacebuilding karena dalam menjalankan misinya UNMIK telah sampai pada tahap ini.Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan UNMIK, pertama-tama adalah membangun kembali sarana kesehatan dan pendidikan yang rusak pada saat konflik. Selain itu secara bertahap, UNMIK juga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha melalui pinjaman lunak. Pembangunan kembali di bidang ekonomi menjadi prioritas utama UNMIK, karena pembangunan di bidang ini dapat membantu pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Langkah-langkah tersebut yang pertama ditempuh UNMIK,  karena  untuk melaksanakan pembangunan kembali di Kosovo dibutuhkan masyarakat yang secara fisik sehat. Untuk membantu pemulihan kesehatan masyarakat dibutuhkan sarana kesehatan, seperti Rumah Sakit. Selama konflik, masyarakat Kosovo banyak yang mengalami gangguan kesehatan bahkan ada yang cacat karena terkena tembakan, tetapi tidak dapat berobat karena selain takut akan ancaman keselamatan, juga karena rumah sakit untuk berobat telah hancur karena konflik bersenjata. Selain pemulihan kesehatan, pada waktu konflik sarana pendidikan juga banyak yang tidak dapat berfungsi seperti semula, padahal pendidikan merupakan aspek yang sangat penting untuk pembangunan sebuah bangsa. Oleh karena itu bidang kedua yang mendapat perhatian UNMIK adalah pembangunan sarana pendidikan. 



I.             Peace Making (membuat suasana damai)
          Peacemaking, merupakan tindakan penegakan kembali perdamaian pasca konflik yang meliputi pembentukan perdamaian dengan cara penyelesaian sengketa dengan cara damai melalui konsiliasi, mediasi, arbitrase, dan lain-lain. Di dalam peacemaking ini pihak-pihak yang bersengketa dipertemukan guna mendapat penyelesaian dengan cara damai. Hal ini dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai penengah, akan tetapi pihak ketiga tersebut tidak mempunyai hak untuk menentukan keputusan yang diambil. Pihak ketiga tersebut hanya menengahi apabila terjadi suasana yang memanas antara pihak bertikai yang sedang berunding. Dalam kasus antara etnis Albania dengan etnis. Serbia pernah dipertemukan dengan kehadiran pihak ketiga yaitu UNHCR guna membicarakan kemungkinan perdamaian antara pihak yang bertikai.
II.           Peace Keeping (menjaga perdamaian
 Peacekeeping merupakan tindakan penjagaan perdamaian agar tidak pecah kembali perang terbuka antara pihak yang bertikai dengan cara penempatan tentara untuk menjaga perdamaian di daerah-daerah konflik guna melakukan gencatan senjata dan melindungi penduduk sipil agar tidak menjadi korban perang.Gencatan senjata yang dilakukan oleh para pihak yang sedang terlibat konflik perlu dijaga dan diawasi agar tidak kembali terjadi perang terbuka. Dalam kaitan ini biasanya peacekeeping dilakukan dengan menggunakan pasukan perdamaian yang berasal dari beberapa negara di bawah pimpinan PBB.
III.          Peace Building (pembangunan kembali)
Peacebuilding merupakan tindakan pembangunan kembali daerah-daerah yang mengalami kehancuran akibat terjadinya konflik. Untuk mempercepat peacebuilding dilakukan identifikasi struktur-struktur lokal yang dapat digunakan untuk memperkuat dan mempersolid perdamaian untuk menghindari agar tidak terjadi suatu konflik. Selanjutnya struktur lokal tersebut dengan diperkuat oleh bantuan yang diberikan oleh PBB dipergunakan untuk membangun kembali bidang-bidang kehidupan yang telah mengalami gangguan akibat terjadinya konflik.
Peacebuilding merupakan fase pemulihan pasca konflik. Hal-hal yang dilakukan pada fase peacebuilding ini meliputi pemulihan kembali perekonomian, pembangunan kembali sarana pendidikan, kesehatan, jalan, dan sarana-sarana lain yang rusak akibat perang. Contoh langkah-langkah yang telah ditempuh oleh UNMIK di Kosovo dalam upaya pemulihan keadaan di Kosovo pasca Milosevic.

Bab III
Kesimpulan
            Masalah yang terjadi di Kosovo adalah puncak dari kekesalan atau kekecewaan etnik Albania terhadap sikap separatisme dan penindasan yang dilakukan oleh Milosevic terhadap etnik mereka. Pemicu lain adalah timbulnya rassa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan saat itu, hal ini sesuai denga teori overload demand dalam ilmu politik. Teori tersebut menyatakan “ Apabila suatu pemerintahan tidak bisa memproses input menjadi output yang baik, maka output tersebut akan mengalami feedback mechanism, dan apabila proses tersebut terus – menerus berlangsung maka sistem politik tersebut krisis dan pada puncaknya massyarakat akan menuntut terjadinya reformasi(pembaharuan) di segala lini pemerintahan agar tuntutan atau permintaan mereka dapat terpenuhi dengan kebijakan yang sesuai.
            Peranan PBB melalui UNMIK juga tidak kalah pentingnya bagi negara Kosovo, karena proses pemulihan negara tersebut tidak terlepass dari peran serta dan tindakan – tindakan UNMIK dalam membantu pemulihan keadaan di negara tersebut passca konflik etnik Serbia-Albania. Hal – hal yang dilakukan UNMIK dalam membantu proses pemulihan keadaan di Kosovo adalah dengan menerapkan tiga tahapan rencana pembangunan yang dirumuskan oleh UNMIK, yaitu peace making(menciptakan perdamaian)àpeace keeping (menjaga perdamaian yang telah tercipta)àdan Peace building (pembangunan kembali daerah – daerah serta sektor – sektor kenegaraan setelah keadaan damai yang kondusif tercipta).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar