Daftar
Isi
Bab
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Alasan Pemilihan Judul
1.5 Konsep
1.6 Analisa Konsep
1.7 Perumusan Masalah
Bab
II
Pembahasan
2.1
Pengertian Tsunami
2.2
Ruang Lingkup Bantuan serta Sektor yang Menjadi Prioritas Utama
Pembangunan
2.3
Bantuan dari Negara Lain ( kontroversi bantuan yang diberikan AS kepada RI)
2.4
Desakan dari Berbagai Kalangan kepada Pemerintah
Bab
III
Penutup
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
3.3
Daftar Pustaka
Bab
I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Tsunami
berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami”
berarti gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar
dipelabuhan.
Tsunami
dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang
ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut
bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan
tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam
dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36
meter yang terjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Didalam
makalah ini, saya akan membahas masalah yanng terjadi di Indonesia yang
berkaitan dengan tsunami, kekhususan atau pusat pembahasan dalam makalah ini
akan lebih condong kepada analisa tentang adanya politik kepentingan bangsa
yang dilakukan oleh pihak – pihak asing yang memberi bantuan kepada negara ini
dalam menanggulangi masalah bencana tersebut. Dengan kata lain, fokus
pembahasan makalah ini adalah tentang tujuan atau latar belakang pihak – pihak
asing dalam bantuannya kepada Indonesia untuk menaggulangi bencana tsunami di
Aceh.
1.2
Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dibuat dengan
tujuan memberi pemahaman lebih kepada masyarakat Indonesia tentang segala
sesuatu yang terjadi di Aceh pasca bencana tsunami yang melanda provinsi
tersebut. Dan tujuan utamanya adalah memberitahu para pembaca makalah ini bahwa
tidak semua bantuan yang diterima oleh Indonesia untuk menanggulangi bencana
tersebut berlandaskan keikhlasan dari negara – negara relawan yang membantu,
akan tetapi kita harus memahami apakah ada suatu hal yang diharapkan oleh
negara – negara tersebut dalam membantu penanggulangan masalah bencana ini.
1.3
Ruang Lingkup Masalah
Batasan pembahasan materi
yang saya angkat dalam makalah ini adalah tentang ada atau tidaknya maksud dan
tujuan lain Amerika Serikat dalam memberi bantuan penanggulangan bencana
tsunami di Aceh kepada pihak Indonesia. Dengan kata lain murni atau tidakkah
bantuan tersebut atau hanya menjadi alat politik Amerika untuk mempermulus
kepentingannya terhadap bangsa ini.
1.4 Alasan pemilihan Judul
Tema serta judul dalam makalah yang
saya tulis ini berdasarkan keinginan saya untuk menguak bantuan – bantuan yang
begitu banyak dan cepatnya mengalir kepada provinsi Aceh terutama dari Amerika
Serikat secara lebih mendalam lagi. Hal ini saya lakukan karena sikap AS kepada
negra ini yang menurut saya sangatlah janggal Ditengah kesibukan negaranya yang
sedang memborbardir Irak dengan alasan keamanan global, AS masih sempat dan
begitu tanggapnya membantu krisis yang dialami Aceh, bukan saja bantuan yang
berbentuk materi, bahkan para tentara AS pun banyak dikerahkan untuk membantu.
Dengan kondisi sebagai negara yang sedang berperang, sudah tentulah AS
membutuhkan banyak biaya untuk memfasilitasi perang tersebut, selain itu juga
pasti membutuhkan seluruh armada militernya yang mereka miliki, tapi mengapa AS
justru mengerahkan tentaranya untuk membantu Indonesia ?
Maka berdasarkan pemikiran saya terhadap masalah yang
saya anggap janggal tersebutlah mengapa judul ini saya pilih. Latar belakang
lain yang mendorong saya mengangkat tema dan judul ini adalah agar para pembaca
makalah ini, khususnya mahasiswa/I jurusan Hubungan Internasional lebih
bersikap kritis terhadap segala macam perilaku antar negara yang terjadi atau
melibatkan negara ini, yitu dengan cara membuat kesimpulan – kesimpulan yang
sifatnya pribadi, karena dalam kehidupan antar bangsa, segala bentuk hubungan
kenegaraan pasti memiliki maksud dan tujuan lain.
1.5 Konsep
Konsep – konsep yang saya gunakan untuk menguak masalah
Hubungan Internasional yang melibatkan Indonesia dan Amerika Serikat ini
terdiri dari beberapa konsep yang berhubungan satu sama lain. Berikut
penjelasan dan uraian konsep yang saya pakai.
a) Kekuasaan
Konsep
kekuasaan mengartikan bahwa manusia atau
negara ingin mewarisi kekuasaan hingga ketingkat akhir (mencapai kekuasaan
tertinggi). Persaingan perebutan kekuasaan merupakan sesuatu yang mendunia.
Kekuasaan adalah pemberian hak melakukan
perbuatan hukuman atau cara pemberian kuasa melalui peraturan pasti. Menurut
Hans J. Morgenthau dalam sisitem politik antar bangsa terdapat persaingan
berebut kekuasaan antar negara atau antar bangsa didalam negara.
b) Kepentingan Bangsa
Morgenthau
menyatakan kepentingan bangsa setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu
apa saja yang membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara terhadap
negara lain. Hubungan kekuasaan atau
pengendalian ini bias diciptakan melalui teknik – teknik paksaan maupun
kerjasama. Demikianlah, Morgenthau
membangun konsep abstrak dan yang artinya tidak mudah untuk didefinisikan,
yaitu kekuasaan dan kepentingan yang dianggapnya sebagai sarana dan sekaligus
sebagai tujuan dari tindakan politik
internasional.
Arti
minimum yang inheren didalam konsep kepentingan nasional adalah kelangsungan
hidup(survival). Tetapi kelangsungan hidup siapa? Dalam pandangan Morgenthau,
kemampuan tatu tujuan minimum setiap negara adalah melindungi identitas fisik, politik dan
kulturnya dari gangguan negara-bangsa lain.
c) Kekuatan
Hans
Morgenthau mendefinisikan power(kekuatan) sebagai hubungan antara dua aktor
politik dimana aktor A memiliki kekuatan untuk mengendalikan pikiran dan
kekuatan aktor B. Menurut Morgenthau, Kekuatan bisa terdiri dari apa saja yang
menciptakan dan mempertahankan pengendalian seseorang terhadap orang lain dan
hal itu meliputi semua hubungan sosial yang mendukung tujuan(pengendalian) itu,
mulai dari kekerassan fisik sampai kehubungan psikologis yang paling halus yang
dipakai oleh pikiran seseorang untuk mengendalikan pikiran orang lain.
d) Kekuasaan Nasional
Deutsch
mendefinisikan wilayah kekuassaan sebagai “sekumpulan orang yang perilakunya
benar – benar berubah akibat penerapan kekuasaan” sedangkan definisi Deutsch
tentang ruang lingkup kekuasaan adalah “sekumpulan jenis – jenis perilaku,
hubungan dan urusan yang efektif tunduk pada kekuaaan pemerintah”, hal ini
meliputi semua tipe kegiatan yang coba diatur oleh suatu pemerintahan, baik
internal maupuan eksternal. Coloumbis dan Wolfe membagi lagi wilayah itu
kedalam wilayah itnernal dan wilayah eksternal. Wilayah kekuasaan internal
adalah suatu negara bangsa meliputi daerah dan penduduk didalam tapal batas
wilayahnya. Kecuali didalam negra yang sedang mengalami pertikaian perbatasan,
perang saudara, atau pemberontakan. Wilayah eksternal suatu negara bangsa tidak
mudah untuk ditentukan, karena ia meliputi wilayah – wilayah atau penduduk –
penduduk diluarnya yang termasuk dalam lingkungan pengaruhnya.
e) Kerja Sama
Setiap
negara didunia ini, tidak akan mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan
rakyatnya, sekalipun ada pasti situasi tersebut dipaksakan. Seperti yang
dilakukan oleh Korea Utara, yang menutup diri dari dunia internasional dan
berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri, alhasil banyaksektor yang
tidak bisa dijalankan, massyarakat kelaparan, sakit, dan masih banyak hal atau
dampak buruk lainnya.
f) Politik Luar Negeri
Politik
luar negeri suatu negara dapat didefinisikan sebagai alat dasar yang
digunakanoleh sebuah negara dalam menjalankanhubungan dengan negara lain.
Konsep ini merujuk pada tindakan atas penyelesaian suatu masalah atau membawa
perubahan didalam suasana politik antar
bangsa, yaitu dari segi dasar sikap atau tindakan – tindakan negara – negara.
Politik luar negeri juga merujuk pada tindakan – tindakan yang diambil pemimpin
– pemimpin negara untuk dijadikan panduan bagi memilih tindakan yang harus
diambil apabila mengadapi situasi tertentu didalam dunia internasional, apakah
jalan perang atau negoisasi yang harus ditempuh. Tingkah laku politik luar
negeri merujuk pada tindakan – tindakan yang diambil oleh suatu negara terhadap
negara lain. Tindakan ini bertujuan
mencapai inspirasi jangka panjang atau tujuan terdekat.
1.6 Analisa
Konsep
I.
Konsep Kerjasama saya pakai karena dalam hal
ini terjadi kerjasama antara AS dan Indonesia. Dan berbagai macam bantuan yang
diberikan AS kepada pihak Indonesia merupakan pengaplikasian dari konsep
tersebut.
II.
Konsep Pilitik Luar Negeri, Kekuatan,
Kekuasaan, serta kekuatan Nasional saya gunakan untuk mengungkap latar belakang
maksud dan tujuan AS dalam memberikan bantuan kepada pihak Indonesia. Apakah
murni membantu, ataukah ada tujuan yang ingindicapai dari bantuan tersebut.
III.
Konsep kepentingan bangsa saya terapkan untuk
menjelaskan hubungan – hubungan yang terjadi dalam dunia Internasional serta
latar belakang dibalik hubungan tersebut.
1.7 Perumusan
Masalah
Pertanyaan
yang saya angkat sebagai dasar pembahasan makalah ini adalah “apa sebenarnya
tujuan Amerika Serikat memberikan bantuan yang begitu besarnya kepada negara
Indonesia” ?
Bab
II
Pembahasan
2.1
Pengertian Tsunami
Tsunami
adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh
macam – macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran
lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih
berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal,
gelombangnya yang bergerak cepat dan ini
akan semakin membesar. Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air
pasang.
Ini
karena saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang
yang tinggi dibandingkan ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh
tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan
dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman
yang salah, para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut
seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih
akurat.
2.2 Ruang Lingkup Bantuan serta Sektor yang
Menjadi Prioritas Utama Pembangunan
Kita
memang patut mendukung gebrakan Gubernur Irwandi mengundang investor asing ke
Aceh, tapi yang menjadi fokus dalam pembangunan Aceh adalah bagaimana menitikberatkan
pembangunan pada sektor manusia (SDM)”.
TIDAK bisa dibantah bahwa momentum tsunami dan MOU Helsinki telah membawa
perubahan yang lebih maju terhadap harapan demokratisasi dan ekonomi di Aceh.
Tingkat ekspektasi dunia internasional yang tinggi terhadap Aceh telah
melahirkan komitmen dan kebersamaan dalam membantu dan membangun Aceh kembali dari
konflik bersenjata dan bencana alam. Apresiasi Dunia Internasional untuk
membantu Aceh tidak hanya dalam bentuk bantuan kemanusiaan, fisik , akan
tetapi
juga meliputi bantuan dalam bentuk pemulihan ekonomi dan pemulihan tata
pemerintahan.
Cakupan
perbaikan juga tidak hanya difokuskan pada daerah tsunami, tapi sudah meluas ke
daerah-daerah yang merupakan basis konflik dan basis sumber daya alam dan
ekonomi di Aceh. Dominasi bantuan Amerika (USAID, IMF dan World Bank), Uni Eropa
(GTZ, SIDA, DFID), Australia (AIPRD, Ausaid), Jepang (JICA, JICS) menandai babak
baru proses transformasi Aceh menuju liberalisasi politik dan ekonomi.
Secara tidak sadar, perlahan tapi pasti, liberalisasi ekonomi semakin mendapat
tempat di Aceh. Terwujudnya pemerintahan yang baik, akuntabilitas, transparansi
dan partisipatif ádalah prasyarat utama untuk mendukung sistem liberalisasi
ekonomi dan perdagangan.
2.3
Bantuan dari Negara Lain ( Kontroversi Bantuan yang diberikan oleh AS kepada
Indonesia)
Pemerintah
Amerika Serikat telah menjanjikan hampir 15 juta dolar AS kepada
Indonesia di samping dukungan militer untuk menanggulangi bencana alam yang
terjadi di Aceh dan Sumatera Utara. Dalam siaran pers awal januari yang lalu,
Pemerintah AS telah memberikan bantuan kemanusiaan itu segera setelah terjadinya
bencana. Indonesia juga akan mendapat prioritas bantuan dari total bantuan
Amerika yang berjumlah 350 juta dolar Amerika untuk negara-negara yang tertimpa
bencana gempa dan Tsunami seperti yang dijanjikan sebelumnya.
Bantuan
yang diberikan oleh Amerika itu antara lain berupa alat transportasi dan
logistik termasuk perlengkapan militer AS, bahan makanan, air minum, tenda dan
pelayanan kesehatan. Untuk bantuan kemanusiaan, Amerika memberikan kepada
Palang Merah Indonesia (PMI) sebesar 2,1 juta dolar Amerika untuk menjalankan
pelayanan darurat kepada korban, termasuk penyediaan tenda, air bersih, bahan makanan
dan pelayanan kesehatan. Tim Medis Angkatan Laut AS sudah berada di Meulaboh
untuk mulai memberikan pelayan kesehatan yang diperlukan. Komando Militer
Pasifik AS bekerja atas permintaan TNI untuk mendirikan rumah sakit darurat di
Meulaboh.
Bantuan
Amerika ini memicu kontroversi si di kalangan masyarakat Indonesia.
Sebagian orang berpendapat betapa “generous”-nya Amerika yang tengah sibuknya
mengurus negara Irak, menyempatkan diri untuk turut berpartisipasi dalam
pemulihan wilayah Aceh. Sementara di satu sisi masyarakat beranggapan bahwa
Amerika mempunyai maksud lain di balik paket-paket bantuannya ini. Bahkan yang
lebih ekstrim lagi, timbul spekulasi – spekulasi di kalangan masyarakat tentang
adanya pihak yang dengan sengaja menciptakan bencana yang maha dashyat dengan
menggunakan kekuatan militer yang ditunjang dengan bantuan tekhnologi tingkat
tinggi, sedemikian rupa sehingga terlihat seperti bencana alam tsunami.
Seperti
kita ketahui, Amerika Serikat terus konsisten dengan upayanya dalam
memerangi terorisme beberapa tahun belakangan ini semenjak kasus robohnya
menara kembar WTC di New York. Sementara itu Indonesia, sama halnya dengan
Malaysia sering kali disebut-sebut termasuk negara tempat bersembunyinya
jaringan
Al-Qaeda yang diduga bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut. Dengan
begitu sudah sewajarnya jika Amerika yang memiliki banyak asset di wilayah ini
terutama di Singapura, merasa terancam dengan adanya isu tersebut. Maka dengan
alasan menjaga keamanan di wilayah Asia Tenggara, Amerika berencana untuk
menempatkan pasukan khususnya di wilayah sekitar Indonesia dan atau Malaysia.
Yang pada akhirnya Amerika menjatuhkan pilihannya pada Selat Malaka. Padatnya
arus keluar masuk kapal di Selat Malaka, menyebabkan alur itu juga berpotensi
timbul masalah, di antaranya munculnya aksi pembajakan, penyelundupan. Maka
pada akhirnya wilayah ini dianggap sebagai medan krusial dalam perang melawan
terorisme. Namun pemerintah Indonesia telah menolak untuk bekerjasama dengan
Amerika mengenai rencana penempatan pangkalan militer tersebut, karena daerah
itu notabene adalah wilayah teritorial Indonesia, dan TNI-lah yang bertanggung
jawab atas keamanannya.
Saat
ini negeri Paman Sam telah mengerahkan 13.000 personil, 57 helikopter, dua kapal
induk serta 80 pesawatnya ke Aceh. Namun, bantuan ini dituding sejumlah
pihak sebagai upaya Amerika mendongkrak citranya, setelah menyerang Irak.
Bantuan untuk para korban di Aceh tentunya bukan saja dari negara Amerika,
tetapi juga negara-negara sahabat lainnya, atau bahkan negara yang tidak
terhitung sebagai negara sahabat sekalipun. Memang sulit untuk menentukan,
apakah bantuan yang berdatangan di Aceh, dari berbagai tersebut adalah murni
demi kemanusiaan atau ada maksud-maksud politis dibaliknya jika kita memang
ingin memperdebatkannya. Memang kita di anugerahi kemampuan untuk berpikir dan
berimajinasi tinggi. Akan tetapi untuk kondisi seperti sekarang ini, di mana
rakyat Aceh sedang berada dalam kesulitan dan sangat membutuhkan bantuan, ada
baiknya jika kita untuk mulai berpikir positif walau tetap waspada.
Sebagai
umat manusia, khususnya sebagai umat Muslim tentunya kita percaya pada Sunatullah.
Seperti halnya dengan tsunami, tsunami itu adalah sunnah Allah.
Sunatullah itu adalah hukum alam. Ada siang ada malam, ada kemarau dan ada
musim
hujan. Adanya susunan langit dan bumi yang terdiri dari bebatuan, struktur
tanah, retakan, atau lahar di dalam perut bumi yang jika muncul ke permukaan
terjadilah gunung meletus. Adanya metabolisme alam, seperti halnya jasad
manusia
dapat mengalami kedutan, bumi juga dapat mengalami kedutan. Kedutan di bagian
bumi mengakibatkan bergesernya cairan dan padatan. Dan karena manusia itu
sangatlah kecil maka ketika ia ditimpa pergeseran itu dirasakannya sebagai
bencana besar.
Kalangan
geolog Indonesia tertentu tahun lalu sudah memperingatkan bahwa
kemungkinan akan ada perilaku tsunami yang tidak kecil. Sekarang mereka
mencucurkan airmata menyesali kenapa peringatan itu tak digubris oleh mereka
yang berkewajiban atas keselamatan rakyat Indonesia. Bahkan beberapa saat
sebelum terjadinya tsunami, sekelompok hewan sebagai bagian dari ekosistem alam
di wilayah terjadinya tsunami, telah berperilaku “unusual” menunjukkan akan
terjadinya sesuatu. Alam bukanlah sesuatu yang misterius. Bagi mereka yang
akrab
dan bersahabat dengan alam, justru alam itu adalah sahabat sejati. Ia selalu
memberi pertanda mengenai apa yang sebenarnya akan terjadi. Seperti halnya
sebelum terjadi tsunami terlihat arak-arakan burung putih yang terbang menuju
kota menjauhi laut. Ikan-ikan menggelepar terdampar di pantai. Lain halnya
dengan masyarakat Aceh yang masih asing dengan tsunami, masyarakat Nusa
Tenggara Timur yang sudah terbiasa dengan gelombang tsunami akan dapat
mengenali pertanda buruk ini. Biasanya sebelum terjadi tsunami, laut akan surut
sehingga ikan-ikan akan terdampar. Jika hal ini terjadi masyarakat yang sudah terbiasa
akan lansung menjauhi laut, yang tidak terbiasa akan mendekati laut dengan
antusias untuk menangkap ikan-ikan.Maka sudah sewajarnya jika kita menyadari
bahwa peristiwa Tsunami beberapa waktu yang lalu itu adalah murni bencana alam.
Jika memang itu adalah buatan manusia, tidak akan ada arak-arakan burung putih
ataupun ikan-ikan yang menggelepar. Maka tidaklah tepat sikap kita jika
memiliki prasangka buruk terhadap pihak-pihak yang berupaya menolong rakyat
Aceh saat ini.
Sementara
itu, kebijakan pemerintah untuk membatasi keberadaan militer asing di wilayah
Aceh, ada baiknya untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Mengingat dengan
berjalannya waktu, alangkah baiknya apabila keputusan untuk membatasi
pertolongan diserahkan kepada para koban. Tak heran apabila sejumlah negara
asing yang tergabung dalam PBB, bereaksi keras terhadap keputusan pemerintah
yang akan membatasi bantuan yang datang. Hal serupa juga dikemukakan duta besar
Amerika, B Lynn Pascoe, yang menyatakan, tentara Amerika dijamin akan segera
angkat kaki dari aceh, jika bangsa Indonesia tidak membutuhkannya lagi. Itu
sebabnya, Pascoe membantah keras seluruh berita miring tentang aksi Amerika di
Aceh. "Percayalah pada saya. Tentara Amerika sedang membantu aceh. jangan
habiskan waktu anda untuk bertanya tentang motivasi mereka datang ke Aceh serta
apakah mereka akan tetap tinggal atau tidak. Rakyat Aceh kini butuh bantuan dan
kami
membantu mereka". Keputusan pemerintah bukan tanpa resiko. Mengingat medan
yang berat, perbaikan jalan-jalan dan juga infrastruktur lainnya menuju ke
daerah terisolasi, bisa jadi bakal makin tertunda. Jika ini terjadi, kondisi
rakyat Aceh bakal jadi semakin terpuruk. Selain itu, akibat keputusan ini juga,
Indonesia jangan sampai dicap sebagai bangsa yang tidak tahu terima kasih,
karena dikesankan telah mengusir tentara dan relawan asing dari Aceh.
2.4
Desakan dari Berbagai Kalangan kepada Pemerintah
Sejumlah
pihak mendesak pemerintah lebih aktif dan terbuka menerima bantuan
asing untuk menangani bencana beruntun di negeri ini. Namun, menurut Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat ini bantuan relawan asing tidak
terlalu dibutuhkan dalam menangani korban bencana di Indonesia.
Hal itu dikatakan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Fatchul
Hadi di Jakarta, Selasa (2/11). Menurut Hadi, saat ini relawan lokal sudah
lebih
terampil dan cepat dalam penanggulangan korban bencana, khususnya di Kepuluan
Mentawai. Meski demikian, bantuan asing dalam bentuk lain masih terbuka lebar
selama tidak menyalahi aturan yang berlaku di Indonesia. Menurut Fathul Hadi,
bantuan luar negeri lebih dibutuhkan pada saat proses rekonstruksi dan
rehabilitasi korban bencana.
Sikap
ini dikecam oleh sejumlah pihak. Pengamat sosial Hermawan Sulistyo dan
aktivis kemanusian dari Global Rescue Freddy Sutrisno menilai, pemerintah harus
lebih aktif dan terbuka untuk menerima bantuan dari asing. Pemerintah
diminta
agar tidak terpasung oleh aturan yang ada dan berani mengambil terobosan.
Sutrisno menjelaskan, saat pemerintah tergagap-gagap menangani tsunami Aceh
tahun 2004, Singapura sudah bisa menembus lokasi. Menurut Sutrisno, bantuan
asing itu tetap dibutuhkan. Hermawan Sulistyo mengamini. Menurut Hermawan dan
Sutrisno, Indonesia masih membutuhkan bantuan asing, terutama peralatan dalam
menolong korban bencana.
Bab
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari segala bentuk, konsep, sumber serta sudut pandang
yang saya gunakan untuk menguak massalah yang saya angkat dalam makalah ini,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Dibalik bantuan yang diberikan oleh pihak
asing terhadap Indonesia bukanlah merupakan bantuan yang murni hanya sekedar
membantu, akan tetapi dibalik bantuan – bantuan tersebut terdapat unsur konsep
– konsep yang saya gunakan dan telah saya jelaskan pada bab pendahuluan dalam
makalah ini.
2.
Sebagai warga negara, sudah sepatutnya kita
jeli terhadap apapun kegiatan pemerintah dalam mengatur negara, dengan begitu
kita dapat mengkritik yang nantinya kritikan tersebut menjadi masukan untuk
pemerintahan agar dapat melakukan hal yang lebih baik lagi.
3.
Konsep – konsep yang saya gunakan, secara
garis besar sudah sesuai untuk menjelaskan inti dari permassalahan ini secara
garis besar atau gambaran umum.
3.2 SARAN
1.
Pemerintah harus bersikap cepat tanggap
terhadap segala masalah yang terjadi diwilayah kekuasaannya (wilayah RI)
2.
Adanya sikap kritis serta menganalisa secara
cepat dan tepat yang harus dilakukan oleh pemerintah didalam menghadapi semua
permasalahan negara. Terutama dalam urusan hubungan internasional agar kita
tidak terjebak kedalam politik luar negeri negara yang menjalin hubungan
internasional dengan kita.
3.
Perlu adanya pelatihan terhadap
BadanPpenanggulangan Bencana Nasional agara lebih cepat tanggap dan profesional
menangani bencana ditanah air.
4.
Segala kontroversi serta kritikan mengenai
masalah ini, sebaiknya dijadikan landasan bagi pemerintah untuk bersikap
katalis dalam membenahi kehidupan kenegaraan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ilmu Hubungan Internasional : Disipilin dan
Metodologi karangan Mohtar Mas’oed
Hubungan antar Bangsa : Konsep dan Konteks
karangan Prof. Madya Dr. Mokhtar Muhammad
“ Jakarta PesatNews” Nasional Published on, 22
Maret 2011
www.id.wikipedia.compada
tanggal 22 maret 2011
HENDRO
S KOTO,Khalif”s blog pada tanggal 22 maret 2011
“Tsunami
”diakses dari www.id.wikipedia.compada tanggal 22 maret 2011
GOOGLE